APPI GM Notes

Perusahaan lokal (justru) mensponsori Klub Asing, Tanya Kenapa? – Part 2

Garuda sponsori Liverpool

Jika dalam tulisan bagian pertama, penulis mengutarakan keadaan yang terjadi di persepakbolaan Indonesia untuk dijadikan bahan pemikiran bersama bagi pembaca, mengapa perusahaan lokal justru mensponsori klub asing ataupun pemain asing untuk menjadi brand ambassador-nya, maka di bagian kedua ini penulis memberikan informasi tentang paket sponsorship yang digunakan di klub-klub yang sudah mendunia dan dapat pembaca bandingkan dengan yang ada di Indonesia.

Musim 2012-2013 akan segera dimulai, aktivitas yang selalu ramai untuk dinantikan sementara pesepakbola sedang berlibur adalah bursa transfer pesepakbola dan yang tidak kalah menariknya adalah sponsorship yang didapat oleh klub-klub menjelang kompetisi baru. Selama ini sponsor utama bagi klub adalah produsen jersey yang dipakai dan branding nama perusahaan yang ditempatkan di bagian depan jersey dengan durasi kontrak antara 3-10 tahun menjadi sumber penghasilan dana bagi klub-klub sepakbola. Seiring semakin mendunia-nya sepakbola melalui segala media dan dampak positif yang di dapat banyak perusahaan dengan memberikan sponsor bagi klub sepakbola membuat semakin banyak perusahaan dengan merek-merek terkenal ingin menjadi sponsor bagi klub sepakbola. Di sisi lain semakin mahalnya nilai transfer dan kontrak  pemain membuat klub harus kreatif dalam menjual klubnya kepada sponsor.

Dari keadaan di atas maka terbentuklah keadaan ‘pasar’ yang ada seperti sekarang ini antara sponsor dengan klub sepakbola:

Sponsor Jersey

Ini adalah sponsor terbesar dan menurut penulis juga yang paling dibutuhkan bagi klub itu sendiri. Sponsorship ini biasanya berdurasi cukup panjang antara 3-10 tahun. Sponsor memerlukan media promosi bagi produknya untuk digunakan oleh seluruh anggota dari klub pesepakbola, sponsor dapat juga mempromosikan teknologi terbaru yang mereka miliki, dan sponsor dapat meningkatkan image-nya jika yang menggunakan adalah klub besar dan berprestasi. Di sisi lain bagi klub juga tentu memerlukan seragam dan perlengkapan pakaian lain yang dapat digunakan baik saat bertanding maupun berlatih dengan bahan yang paling berkualitas untuk memperolah kenyamanan saat digunakan serta sekarang yang tidak kalah pentingnya adalah model yang paling oke.

Untuk sponsorship yang satu ini sudah tentu Merek Adidas dan Nike jadi yang terdepan dalam mensponsori klub dengan nilai yang fantastis. Sekarang bahkan banyak merek-merek lain yang bermunculan pada jersey klub sepakbola. Macron, produsen pakaian olahraga buatan Italia baru saja memperpanjang kontrak dengan Napoli hingga 2015 dengan memberikan kompensasi dana, pakaian baik untuk kepentingan pertandingan maupun kasual. Alasan Macron memperpanjang kontrak karena sejak dikenakan oleh tim Napoli Macron saat ini semakin dikenal dan menjadi salah satu yang terdepan di dunia internasional untuk pakaian olahraga. Bukan hanya klub Italia, Aston Villa dan West Ham United klub dari Inggris juga telah bersepakat dengan Macron, bahkan khusus aston villa  nilai kontrak yang disepakati membuat rekor di klub mereka dengan nilai 15 juta poundsterling untuk 4 tahun menggantikan Nike. Merek baru yang juga sekarang sudah mencoba mensponsori jersey sepakbola adalah Warriors yang lebih terkenal untuk digunakan di American Football dan sekarang mensponsori klub Liverpool

Di Indonesia sendiri kita bisa meihat produsen pakaian yang mensponsori klub sangat beragam, mulai dari merek lokal sampai merek asing, sebut saja League, Specs,Vilour, Umbro, Joma yang mana ironinya adalah tidak ada yang disponsori oleh 2 merek besar Adidas ataupun Nike.

Bahkan ada kisah menarik beberapa tahun lalu, ketika klub tidak mendapatkan sponsor untuk jersey, pihak klub memesan pakaiannya sendiri sekaligus memesan bordir logo merek tertentu agar terlihat ‘bonafide’, sebuah kenyataan yang sangat unik tentunya, karena bukan saja melanggar hak merek dari merek tersebut, namun juga secara tidak langsung mempromosikannya.

Kalau di luar negeri produsen tidak ragu memberikan sponsorship 3-10 tahun, tentu sulit dilakukan di Indonesia, karena rata-rata kontrak pemain saja 1 tahun selain itu tidak jelasnya keberlangsungan berjalannya liga setiap musim kompetisi.

Sponsor Depan Jersey

Sponsorhip ini adalah yang paling banyak diminati brand besar, karena akan selalu melekat di jersey pesepakbola dimanapun dan kemanapun mereka bermain, termasuk yang dijual ke khalayak umum, sehingga ketika yang membeli jersey tersebut misalnya 1 juta orang, maka akan ada 1 juta orang yang sedang ‘mempromosikan’ brand tersebut.

Juara MLS cup LA Galaxy telah mengumumkan bahwa mereka telah membuat rekor dengan pihak sponsor yakni Herbalife, dengan bersepakat perpanjangan kontrak 10 tahun (2012-2022) senilai USD 44 juta. Alasan mereka untuk memperpanjang kontrak mereka menurut pihak sponsor adalah bagaimana berhasilnya mereka ‘berjudi’ dengan mensponsori LA Galaxy 6 tahun yang lalu ketika belum banyak yang mengetahui. Sekarang seluruh dunia sudah mengetahui klub ini dan mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan yakni mempromosikan hidup yang aktif dan sehat.

Klub Inggris Newcastle United mampu menarik sponsor ketika klub mereka sedang krisis musim lalu salah satunya dengan mendapatkan sponsor depan jersey mereka dari salah satu perusahaan multibilioner Richard Branson, yaitu ‘Virgin Money’ sehingga musim lalu bukan saja mereka selamat secara finansial namun dapat membeli pemain-pemain baru serta prestasi yang sangat baik

Bicara di Indonesia cukup unik aturan untuk sponsor yang satu ini, mulai dari aturan semua klub harus menggunakan sponsor depan jersey yang sama, kemudian tiap klub bebas untuk menempelkan sponsor-sponsornya di jersey seperti pakaian balap, sampai dengan keadaan klub tidak mendapat sponsor depan jersey ini semua pernah dilalui oleh klub di Indonesia.

Sponsor Nama Stadion

Nama stadion berubah menjadi nama sponsor tentu tidak menjadi keputusan populer di mata suporter karena dianggap melanggar ‘kesucian’ dari nama stadion kebanggaan mereka. Namun melihat butuhnya klub sokongan dana dari sponsor maka stadion-stadion besar saat ini mulai menggunakan nama sponsor mereka

Contoh paling populer dengan keputusan menamakan stadion mereka dengan nama Merek sponsor adalah Stadion Emirates untuk Arsenal, dengan nilai kontrak sekitar 100 juta poundsterling, kemudian Alianz arena untuk klub Bayern Munchen juga memiliki kisah yang sama, walaupun di protes pada awalnya namun memang keputusan itu menolong keberlangsungan klub. Yang sampai sekarang masih terjadi konflik terkait ini adalah Newcastle United yang merubah nama stadion historikal mereka ‘St James Park’ menjadi ‘Sports Direct Arena’ yang memang harus dilakukan karena ketika itu newcastle sedang diambang pailit

Hal ini seharusnya dapat ditawarkan bagi sponsor Indonesia, karena masih minimnya stadion berkualitas di negara kita. Sponsor dapat melakukan branding dengan merenovasi atau membangun baru stadio dengan nama merek mereka dengan kontrak jangka panjang. Klub akan tertolong dan sponsor pun akan dikenal dan lebih secure karena nama stadion akan selalu terpampang dan disebut terlepas berlangsung atau tidaknya liga.

Sponsor Dalam Stadion

Branding di dalam stadion biasanya dapat dilakukan dengan penempatan a board. Selama ini kita bisa melihat branding dari satu perusahaan tertentu sepanjang pertandingan, namun sekarang semakin tingginya teknologi a board dapat dimodifikasi menjadi electronic a board dimana secara otomatis dengan waktu yang sudah ditentukan nama brand yang ada bisa berganti.

Paket sponsorship ini biasanya dapat dibuat jangka pendek maupun jangka panjang, hanya beberapa pertandingan atau seluruh musim, bahkan dengan adanya electronic a board paket sponsorship dapat diatur untuk muncul hanya beberapa menit atau sepanjang pertandingan. Perusahaan Indonesia yang sudah mensponsori ada Super Soccer sudah di beberapa pertandingan liga inggris, dan Garuda Indonesia ketika pertandingan persahabatan internasional tim Inggris. Tipe sponsorship ini jugalah yang disepakati oleh Garuda Indonesia pekan lalu dengan klub Inggris Liverpool selain di dalamnya masih ada paket kesepakatan yang lain

Di Indonesia, dengan dualisme yang ada saat ini kita bisa melihat branding a board hanya dilakukan oleh merek grup dari stasiun tv yang menayangkan, mulai dari nama stasiun tv nya sampai program-program acara yang ditayangkan di tv tersebut.

Sponsorship Lainnya

Untuk sponsor lainnya ini sangat bergantung pada kemampuan menjual dari management dan juga seberapa tinggi reputasi dari klub tersebut. Klub dengan reputasi seperti Manchester United dapat kita jadikan contoh bahwa ketika suatu klub sepakbola sudah menjadi merek yang kuat maka sponsor akan mau bahkan rela berada dalam waiting list untuk bisa bekerjasama dengan klub.

Seperti yang sudah banyak diketahui bahwa Manchester United memiliki mega kontrak sponsorship dengan Nike dan AON. Tapi tahukah pembaca bahwa MU juga menjalin sponsorship dengan:

  • Chevrolet menggantikan Audi sebagai sponsor resmi otomotif selama 5 tahub
  • DHL sebagai sponsor resmi logistik
  • Singha sebagai sponsor resmi Bir, dimana berita terakhir Singha tahun depan akan beralih ke Chelsea
  • Concha y Toro sponsor resmi ‘wine’
  • Perusahaan telekomunikasi Globul (Bulgaria), Du (Uni Emirat Arab), Beeline (Vietnam), Zong (Pakistan), Bharti airtel (Africa) pernah juga ‘3’ (Indonesia)
  • Mister Potato, Malaysia untuk dapat menggunakan logo di kawasan Malaysia
  • Bank Danamon, Indonesia untuk dapat menyertakan logo nya pada kartu kredit di Indonesia
  • Dan masih banyak lagi sponsor lain untuk Manchester United

Walaupun belum sebanding dengan klub MU, namun paling tidak jika kita melihat tim lokal kita bisa melihat Persib Bandung yang berhasil ‘menjual’ klubnya kepada sponsor yang membuat mereka setiap tahun terus dapat menurunkan hutang perusahaan bahkan tahun ini diperkirakan mulai meraup keuntungan. Persib mempu mengelola keuangan klub dengan tidak tergantung kepada figur tertentu, sehingga keberlanjutan klub semakin terjamin, pemenuhan hak pemain, official, dan karyawan juga baik.

Persib mampu  menjalin kerjasama dengan lebih kurang dengan 24 sponsor yang terbagi dengan sponsor paling utama Premium yakni Daya Adicipta Mustika, 10 sponsor platinum 13 sponsor silver.

Ini menandakan bahwa sebenarnya di tengah kelesuan dan masalah di Indonesia, jika management klub mampu ‘menjual’ dan mengelolanya dengan baik, apalagi ditambah dukungan suporter dan prestasi klub serta pemainnya maka sponsor lokal seperti Garuda Indonesia, Kacang Dua Kelinci, Biskuat, Bank Danamon, Bank BNI dan lainnya tentu tidak akan berpikir panjang untuk juga menjadi official sponsor bagi klub-klub di Indonesia.

Tentu unik sekarang ungkapan ‘Garuda di dadaku’ yang biasanya dikumandangkan suporter tim nasional Indonesia, sekarang akan memiliki makna yang sama dengan pendukung Liverpool FC, paling tidak bagi member BIGREDS (pendukung resmi klub Liverpool di Indonesia) J, karena selain Garuda Indonesia sekarang menjadi sponsor resmi lambang, di klub Liverpool juga ada figur burung yang biasa disebut Liverbird.

Semoga sedari sekarang semua klub di Indonesia mulai membuat business plan dengan tata kelola keuangan yang baik sehingga mulai musim depan keadaan menyedihkan seperti di musim ini khususnya dalam hal Sponsorship tidak terulang lagi.

Valentino Simanjuntak

General Manager APP

NEWS AND UPDATES