News

APPI Tuntut Adanya Perbaikan Persepakbolaan

APPI Tuntut Adanya Perbaikan Persepakbolaan

Situasi persepakbolaan Indonesia yang kian tidak kondusif, hingga dianggap merugikan persepakbolaan membuat para pemain dari dua kompetisi yang bernaung dalam Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) bicara. Mereka menuntut adanya perbaikan mulai dari kepengurusan, pemenuhan hak pemain, hingga adanya satu kompetisi dalam satu federasi yang resmi.

“Pemain yang sebenarnya dirugikan atas kondisi yang terjadi saat ini. Untuk itu kami melakukan “soft force” kepada para penguasa, melihat bahwa kami (pemain) memiliki sesuatu. Kami menuntut hak kami, karena tanpa pemain tidak akan ada kompetisi,” ujar Wakil Ketua APPI Bambang Pamungkas usai pernyataan sikap #PesepakbolaBersatu di Hotel Century, Senayan, Jakarta, Senin (28/5/12).

Menurut dia, bersatunya para pemain dua kompetisi tersebut membuktikan bahwa dua kompetisi yang kini ada berjalan prematur dalam banyak hal. Karena masih banyak ternyata masalah yang timbul di dalamnya. “Keberadaan kami untuk membuktikan ternyata di dua liga (ISL dan IPL) tidak benar, semua bermasalah. Kalau ada yang mengatakan ISL lebih baik atau IPL lebih baik, omong kosong. Kedua liga ini berjalan prematur dalam banyak hal,” tuturnya.

Perbaikan yang diharapkan oleh para pemain tersebut tertuang dalam lima sikap bersama. Pertama, mereka mengharapkan adanya satu liga dalam satu kepengurusan federasi di Indonesia yang diakui secara sah oleh FIFA untuk mengelola persepakbolaan Indonesia secara profesional. Lalu, kedua, mereka meminta adanya pemenuhan serta adanya perlindungan atas hak pesepakbola nasional untuk dapat membela timnas Indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam regulasi FIFA.

Ketiga, adanya pemenuhan hak-hak para pemain, khususnya gaji yang belum terbayarkan serta izin bagi pemain asing yang telah disepakati dan diatur dalam kontrak selambat-lambatnya pada 7 Juni mendatang. Kemudian, mengharapkan adanya keputusan tegas dari FIFA atas masalah persepakbolaan nasional tanpa harus memberikan sanksi kepada federasi di Indonesia.

Terakhir, mereka mengharapkan agar pada musim kompetisi mendatang hanya diikuti oleh klub-klub yang dapat menjamin keberlangsungan operasional dan financial klubnya minimal dalam satu musim.

“Untuk pemenuhan hak pemain terutama gaji, kami akan menunggu hingga 7 Juni mendatang. Jika tidak ada tanggapan dari klub, yang bermasalah, maka kami, sesuai dengan kuasa dan wewenang yang diberikan para pemain akan melakukan langkah-langkah terkait, dan tidak terbatas pada upaya hukum yang tegas sesuai dengan ketentuan dan hukum yang berlaku,” kata Ketua APPI Ponaryo Astaman.

Sedikitnya ada 13 klub Indonesia Super League (ISL) dan Indonesian Premier League (IPL) yang masih menunggak pembayaran gaji pemain. Mereka di antaranya, Arema ISL, Persibo Bojonegoro, PSM Makassar, Persija Jakarta ISL dan IPL.

Jika nantinya tidak ada penyelesai untuk masalah gaji tersebut, maka menurut Ponaryo pemogokan akan menjadi langkah terakhir yang akan diambil para pemain. “Hal itu bukan tidak mungkin. Bisa terjadi jika ada dead lock,” ucapnya.

Pertemuan #PersepakbolaBersatu tersebut dihadiri oleh 26 pemain dari masing-masing delapan klub ISL dan IPL. Mereka di antaranya yakni Persib Bandung, Persija Jakarta, Pelita Jaya Karawang, dan Sriwijaya FC Palembang yang mewakili ISL. Lalu ada, Persiraja Banda Aceh, Persibo Bojonegoro, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, PSM Makasar, serta Persema Malang yang mewakili IPL.

Sumber: Pikiran Rakyat Online

NEWS AND UPDATES