News

APPI Berharap Masalah Sepak Bola Nasional Dituntaskan

APPI Berharap Masalah Sepak Bola Nasional Dituntaskan

Bom waktu konflik di sepak bola Indonesia akhirnya meledak. Para pemain mengancam mogok dan menuntut konflik yang berdampak langsung kepada mereka segera dihentikan.

Menariknya, sikap tersebut mendapat dukungan penuh dari APPI. Ya, seiring konflik yang berkepanjangan di sepak bola Indonesia, permasalahan pemain turut mengemuka, mulai dari pembatasan hak bergabung dengan tim nasional hingga hak profesional mereka sebagai pemain. Faktanya, 27 pemain nasional, baik dari Indonesian Premier League (IPL) dan Indonesian Super League (ISL) yang tergabung di bawah Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) mulai menyatakan sikap.

Bahkan, selain tuntutan hak profesional berupa penyelesaian tunggakan gaji dari klub masing-masing, mereka juga memiliki satu visi yang sama bahwa musim depan harus ada satu kompetisi,tidak terpecah dua seperti sekarang ini. “Masalah penunggakan gaji pemain, tidak hanya terjadi di Indonesia. Pemogokan adalah langkah terakhir yang akan ditempuh dalam menyelesaikan masalah ini.

Langkah itu dilakukan jika tidak ada kata sepakat,” ungkap Presiden APPI Ponaryo Astaman. Menyangkut hak profesionalisme pemain, Ponaryo,yang juga mantan kapten timnas dan gelandang Sriwijaya FC, meminta klub menyelesaikan tunggakan gaji pemain paling lambat 7 Juni mendatang. “Kami sebenarnya tidak ingin masalah itu sampai terjadi. Tapi, jika benar-benar tidak bisa dihindari, langkah yang akan kami ambil adalah berpedoman pada langkah hukum.

Kami akan pelajari dan teliti bagaimana klausul kontrak antara pemain dan klub,” tutur pemain gelandang kelahiran Balikpapan, Kalimantan Timur, itu. Hal senada disampaikan striker sekaligus kapten Persija Jakarta Bambang Pamungkas. Bepe,sapaan akrab Bambang, menyatakan bahwa mereka memang memiliki sikap sendiri menghadapi persoalan yang berkembang di sepak bola nasional.

“Kami bersatu untuk menuntut hak. Kami ingin menyampaikan ini kepada yang berkompeten bahwa kami juga punya hak yang besar. Jika pemain berhenti, liga pun dipastikan akan berhenti. Kenapa kami dari dua kompetisi bisa asa di sini, ini menandakan bahwa kedua liga (IPL dan ISL) bermasalah,” papar pemain yang kerap menggunakan nomor punggung 20 itu.

Di sisi lain,CEO PT Liga Prima Indonesia Sportindo (PT LPIS)—pengelola IPL— Widjayanto menyampaikan bahwa mereka akan berusaha sekeras untuk mendorong para petinggi klub menyelesaikan masalah ini, yakni tunggakan gaji pemain. Sebab,dia juga sadar bahwa tidak hanya pemain yang dirugikan jika kompetisi terhenti, pengelola liga pun pasti mendapatkan masalah sama.

“Kami juga tidak ingin masalah ini terjadi,karena pastinya akan mengganggu kami. Saya mendorong klub dan pemilik modal menyelesaikan masalah yang ada. Jangan biarkan masalah ini membuat kompetisi menjadi bermasalah,” ungkap Widjayanto, saat dihubungi HATTRICK, kemarin. PT LPIS pada prinsipnya sangat mendukung langkah-langkah APPI.

Menurut Widja— sapaan akrab Widjayanto—,apa yang disampaikan para pemain sepak bola Indonesia yang tergabung dalam APPI, harus diakomodasi dengan baik. “Konsentrasi yang disampaikan APPI sudah sangat baik meski sampai saat ini kami belum mendapatkan surat resmi dari APPI ataupun PSSI. Saya rasa kami bisa menyampaikan poin-poin yang mereka keluarkan sudah mewakili dari para pemain sendiri,” tandas Widjayanto.

Sumber: Seputar Indonesia

NEWS AND UPDATES